Oleh : KH
Abdullah Gymnastiar
Sahabatku,
sungguh beruntung orang kaya yang kaya. Kaya akan harta dan hati. Kita
terkadang melihat seseorang kaya karena banyaknya harta, mewahnya rumah dan
bagusnya mobil. Pernahkah kita menilai orang yang miskin (papa) disebut kaya?
Kita telah melupakan definisi kaya yang hakiki; karena itu kekayaan seseorang
tidak bisa diukur dari sisi hartanya, melainkan dari segi maknanya.
Tidak sedikit
kita menemukan bahwa orang yang memiliki kekayaan dinilai dari dunia. Padahal
kekayaan yang sesungguhnya adalah kaya dengan ilmu. limu adalah kekayaan yang
nilainya lebih tinggi dari materi, bahkan Allah meninggikan orang yang berilmu
beberapa derajat. Karena orang yang berilmu akan dihargai daripada orang yang
tidak berilmu. Ini definisi pertama dari orang kaya yang kaya. Kedua, orang
kaya yang memiliki hati (yang) ikhlas, lapang, Seseorang yang diberi kekayaan
dengan cinta yang lapang dan ikhlas akan merasakan sendiri kenikmatannya.
Artinya, yang
kaya bukanlah yang memiliki banyak materi melainkan yang memiliki hati yang
ikhlas dan lapang. Ketiga, seseorang yang memiliki kekayaan berupa anak shaleh
dan shalehah. Anak yang shaleh dan shalehah merupakan aset terbesar bagi
orangtua. Dalam hadits dikatakan bahwa, ilka anak Adam telah meninggal, maka
putuslah semua amalnya; kecuali tiga perkara yaitu shadaqah, ilmu yang
bermanfaat, dan doa anak yang shaleh. Keempat, adalah kaya dengan
infak/shadaqah. Karena ia yakin bahwa setiap harta yang digunakan di jalan
Allah tidak akan berkurang, dan bahkan akan bertambah, bertambah, dan
bertambah. Dengan infak itulah rezeki kita akan menambah berat pahala di hari
perhitungan nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar